Pagi
itu walaupun masih hari Minggu, Tomtom sudah bangun pagi untuk sholat subuh. Tomtom
memang anak rajin, setelah sholat subuh Tomtom membantu ayah dan ibunya. Tomtom
sangatlah senang walaupun hanya membantu membantu ayahnya mencabuti rumput dan membantu ibunya menyiram tanaman. Setiap
harinya Tomtom memang selalu bangun pagi karena udara pagi sangatlah segar
untuk dihirup.
“Wah, pagi ini capek sekali setelah
selesai membantu Ibu menyiram tanaman”, kata Tomtom.
“Tom, ayo kesini makan dulu. Panggil Ayah
juga ya!!”, perintah ibunya.
Lalu
Tomtom juga mengajak ayahnya untuk ikut makan bersama,”Ayah, ayo makan dulu.
Ibu sudah selesai memasak lalu Tomtom disuruh Ibu untuk memanggil Ayah.”
“Iya Tom sebentar lagi Ayah kesitu.” Kemudian Tomtom, ayah
dan ibunya makan bersama di ruang makan.
Hari Senin pukul setengah tujuh, Tomtom berangkat ke sekolah
lebih pagi karena di sekolah akan ada upacara bendera. Setelah pamit kepada
ibunya Tomtom berangkat bersama Tian, Dewi, Andi dan Sylvia. Mereka selalu berangkat
sekolah bersama-sama. terdengar percakapan kecil di perjalanan menuju sekolah.
“Kalian berempat sudah mengerjakan tugas Bahasa Indonesia
belum?”, tanya Tomtom.
“Iya sudah dong!!”, jawab mereka berempat kompak.
“Okelah kalau begitu”, jawab Tomtom.
Dewi
keheranan melihat sepatu yang dipakai oleh Tomtom, lalu dia bertanya kepada
Tomtom, “Tom, sepatu kamu kenapa?”, tanya Dewi heran.
“Oh, sepatuku memang sudah rusak dan
aku belum sempat bilang sama Ayah dan Ibuku. Iya itu memang sudah berlubang dan
perlu diganti,” jawab Tomtom sambil menunjuk sepatunya yang sudah ada
lubangnya.
“Kenapa kamu gak bilang Ayah dan Ibu
kamu Tom?,” tanya Andi.
“Ah nanti saja aku bilangya, aku masih
nyaman kok pakai sepatu ini”, ujar Tomtom.
“Ya sudah Tom, tapi jangan lupa bilang
sama Ayah dan Ibu kamu ya”, ujar Tian dan Sylvia.
#######
Pulang sekolah Tomtom tidak langsung
masuk ke rumah tetapi hanya duduk di teras depan rumahnya. Ibunya pun hanya
terheran-heran melihat Tomtom yang tidak langsung masuk ke dalam rumah.
“Kenapa tidak langsung masuk ke dalam Tom? Padahal Ibu sudah
memasak makanan kesukaanmu lho.”
“Iya Bu sebentar lagi Tom masuk ke rumah”, kata Tom sambil
memegangi sepatunya yang sudah berlubang.
Ibunya
Tomtom tahu apa yang diinginkan oleh Tomtom.
“Ya sudah, cepat masuk lalu ganti baju
dan makan siang ya.”
“Baik Bu.”
Setelah
selesai makan siang Tomtom lalu mencuci piringnya yang kotor dan membantu
ibunya merapikan meja makan.
“Kamu memang anak rajin Tom,” puji
ibunya.
“Iya Bu, terima kasih. Tomtom akan
selalu membantu Ayah dan Ibu kan Tomtom anak rajin.”
“Tadi sudah sholat dzuhur belum?,”
tanya ibunya.
“Sudah dong Bu”, jawab Tomtom
semangat.
Pagi
harinya saat Tomtom bangun tidur dia melihat ada bungkusan plastik yang diletakkan
di depan kamarnya. Tomtom pun lalu menanyakan kepada Ayahnya milik siapa
bungkusan plastik tersebut.
“Ayah, bungkusan plastik yang ada di
depan kamar Tomtom itu milik siapa?”, tanya Tomtom heran.
“Bukankah itu punya kamu Tom?”, ayah
Tomtom malah balik bertanya balik kepada Tomtom.
“Tomtom tidak tahu Ayah itu punya
siapa”, Tomtom malah jadi bingung sendiri.
“Ya sudah lebih baik kamu mandi dulu
lalu makan supaya tidak terlambat pergi ke sekolahnya,”A nasehat ayahnya.
Lalu
Tomtom pergi mandi setelah itu dia makan pagi bersama ayah dan ibunya. Setelah
selesai makan pagi, Tomtom pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah karena sudah
ditunggu oleh teman-temannya.
“Dibuka dulu Tom bungkusan plastik
itu!,” perintah ibunya.
“Iya Bu, baiklah Tom akan membukanya.
Tapi nanti Tom terlambat masuk sekolah.”
“Hanya sebentar saja kok Tom,” pinta
ibunya.
Lalu
Tomtom pun membuka bungkusan plastik tersebut, dia tersenyum gembira melihat
isi yang ada di dalam bungkusan tersebut.
“Ayo Tom, perlihatkan ke kami apa isi
bungkusan itu,” pinta teman-teman Tomtom.
“Hehehehee. Pokoknya terima kasih
Ayah, Ibu. Tomtom senang sekali,” kata Tomtom sambil memperlihatkan isi dari
bungkusan plastik tersebut yang ternyata sepasang sepatu baru dari ayah dan ibu
Tomtom.
“Wah yang dapat sepatu baru, duh
senangnya. Aku jadi iri nih,” sindir Tian.
“Gimana sepatunya Tom?,” tanya
ayahnya.
“Terima kasih Ayah, sepatunya bagus.”
“Itulah hadiah bagi anak Ayah yang
selalu rajin sholat dan rajin membantu Ayah dan Ibu. Bagi kalian semua juga
rajin-rajin membantu Ayah dan Ibunya ya,” nasehat ayah Tomtom.
“Siap Pak!,” jawab mereka berempat
kompak.
Setelah
memakai sepatu barunya, Tomtom pun pergi ke sekolah bersama-sama dengan keempat
temannya.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar