Jumat, 12 Oktober 2012

Sepatu Tomtom ^_^


          Pagi itu walaupun masih hari Minggu, Tomtom sudah bangun pagi untuk sholat subuh. Tomtom memang anak rajin, setelah sholat subuh Tomtom membantu ayah dan ibunya. Tomtom sangatlah senang walaupun hanya membantu membantu ayahnya mencabuti rumput  dan membantu ibunya menyiram tanaman. Setiap harinya Tomtom memang selalu bangun pagi karena udara pagi sangatlah segar untuk dihirup.
          “Wah, pagi ini capek sekali setelah selesai membantu Ibu menyiram tanaman”, kata Tomtom.
          “Tom, ayo kesini makan dulu. Panggil Ayah juga ya!!”, perintah ibunya.
Lalu Tomtom juga mengajak ayahnya untuk ikut makan bersama,”Ayah, ayo makan dulu. Ibu sudah selesai memasak lalu Tomtom disuruh Ibu untuk memanggil Ayah.”
“Iya Tom sebentar lagi Ayah kesitu.” Kemudian Tomtom, ayah dan ibunya makan bersama di ruang makan.
Hari Senin pukul setengah tujuh, Tomtom berangkat ke sekolah lebih pagi karena di sekolah akan ada upacara bendera. Setelah pamit kepada ibunya Tomtom berangkat bersama Tian, Dewi, Andi dan Sylvia. Mereka selalu berangkat sekolah bersama-sama. terdengar percakapan kecil di perjalanan menuju sekolah.
“Kalian berempat sudah mengerjakan tugas Bahasa Indonesia belum?”, tanya Tomtom.
“Iya sudah dong!!”, jawab mereka berempat kompak.
“Okelah kalau begitu”, jawab Tomtom.
Dewi keheranan melihat sepatu yang dipakai oleh Tomtom, lalu dia bertanya kepada Tomtom, “Tom, sepatu kamu kenapa?”, tanya Dewi heran.
          “Oh, sepatuku memang sudah rusak dan aku belum sempat bilang sama Ayah dan Ibuku. Iya itu memang sudah berlubang dan perlu diganti,” jawab Tomtom sambil menunjuk sepatunya yang sudah ada lubangnya.
          “Kenapa kamu gak bilang Ayah dan Ibu kamu Tom?,” tanya Andi.
          “Ah nanti saja aku bilangya, aku masih nyaman kok pakai sepatu ini”, ujar Tomtom.
          “Ya sudah Tom, tapi jangan lupa bilang sama Ayah dan Ibu kamu ya”, ujar Tian dan Sylvia.
#######
          Pulang sekolah Tomtom tidak langsung masuk ke rumah tetapi hanya duduk di teras depan rumahnya. Ibunya pun hanya terheran-heran melihat Tomtom yang tidak langsung masuk ke dalam rumah.
“Kenapa tidak langsung masuk ke dalam Tom? Padahal Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu lho.”
“Iya Bu sebentar lagi Tom masuk ke rumah”, kata Tom sambil memegangi sepatunya yang sudah berlubang.
Ibunya Tomtom tahu apa yang diinginkan oleh Tomtom.
          “Ya sudah, cepat masuk lalu ganti baju dan makan siang ya.”
          “Baik Bu.”
Setelah selesai makan siang Tomtom lalu mencuci piringnya yang kotor dan membantu ibunya merapikan meja makan.
          “Kamu memang anak rajin Tom,” puji ibunya.
          “Iya Bu, terima kasih. Tomtom akan selalu membantu Ayah dan Ibu kan Tomtom anak rajin.”
          “Tadi sudah sholat dzuhur belum?,” tanya ibunya.
          “Sudah dong Bu”, jawab Tomtom semangat.
Pagi harinya saat Tomtom bangun tidur dia melihat ada bungkusan plastik yang diletakkan di depan kamarnya. Tomtom pun lalu menanyakan kepada Ayahnya milik siapa bungkusan plastik tersebut.
          “Ayah, bungkusan plastik yang ada di depan kamar Tomtom itu milik siapa?”, tanya Tomtom heran.
          “Bukankah itu punya kamu Tom?”, ayah Tomtom malah balik bertanya balik kepada Tomtom.
          “Tomtom tidak tahu Ayah itu punya siapa”, Tomtom malah jadi bingung sendiri.
          “Ya sudah lebih baik kamu mandi dulu lalu makan supaya tidak terlambat pergi ke sekolahnya,”A nasehat ayahnya.
Lalu Tomtom pergi mandi setelah itu dia makan pagi bersama ayah dan ibunya. Setelah selesai makan pagi, Tomtom pun bersiap-siap untuk pergi ke sekolah karena sudah ditunggu oleh teman-temannya.
          “Dibuka dulu Tom bungkusan plastik itu!,” perintah ibunya.
          “Iya Bu, baiklah Tom akan membukanya. Tapi nanti Tom terlambat masuk sekolah.”
          “Hanya sebentar saja kok Tom,” pinta ibunya.
Lalu Tomtom pun membuka bungkusan plastik tersebut, dia tersenyum gembira melihat isi yang ada di dalam bungkusan tersebut.
          “Ayo Tom, perlihatkan ke kami apa isi bungkusan itu,” pinta teman-teman Tomtom.
          “Hehehehee. Pokoknya terima kasih Ayah, Ibu. Tomtom senang sekali,” kata Tomtom sambil memperlihatkan isi dari bungkusan plastik tersebut yang ternyata sepasang sepatu baru dari ayah dan ibu Tomtom.
          “Wah yang dapat sepatu baru, duh senangnya. Aku jadi iri nih,” sindir Tian.
          “Gimana sepatunya Tom?,” tanya ayahnya.
          “Terima kasih Ayah, sepatunya bagus.”
          “Itulah hadiah bagi anak Ayah yang selalu rajin sholat dan rajin membantu Ayah dan Ibu. Bagi kalian semua juga rajin-rajin membantu Ayah dan Ibunya ya,” nasehat ayah Tomtom.
          “Siap Pak!,” jawab mereka berempat kompak.
Setelah memakai sepatu barunya, Tomtom pun pergi ke sekolah bersama-sama dengan keempat temannya.


SELESAI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar